Latest News

EKOSISTEM PADANG LAMUN


Lamun (Seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi di perairan yang salinitasnya tinggi, hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, serta akar sejati. Padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan kerapatan padat atau jarang. Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem) yaitu sistem (organisasi) ekologi padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik.

Ciri – ciri ekologis

  1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir.
  2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang.
  3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung.
  4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
  5. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
  6. Mampu melakukan proses metabolisme termasuk daur generatif secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air.
  7. Mampu hidup di media air asin
Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana di Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1) Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Famili Hydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut. Tanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Secara umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. L amun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.

a. Akar
Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut, diameter kecil. spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan berkayu dengan sel epidermal. lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku.
b. Rhizoma dan Batang
Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi secara vegetatif dan reproduksi. secara vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun.
c. Daun
Beberapa bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun, keberadaan atau ketiadaan ligula. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang tipis.

Contoh spesies lamun :
1. Cymodocea rotundata
Terdapat di daerah intertidal dan merupakan makanan duyung.
2. C. serrulata
Umum dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove, dan merupakan makanan duyung.
3. Enhalus acoroides
Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh, dapat membentuk padang lamun spesies tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun.
4. Halodule pinifolia
Pertumbuhannya cepat, merupakan spesies pionir, umum dijumpai di substrat berlumpur.
5. H. uninervis
Membentuk padang lamun spesies tunggal padarataan karang yang rusak.
6. Halophila decipiens
Dikenal sebagai makanan duyung.
7. H. Ovalis
Dapat merupakan spesies yang dominan di daerah intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m.
8. H.spinulosa
Merupakan makanan duyung.
9. Thalassia hemprichii
Umum dijumpai di daerah subtidal yang dangkal dan berlumpur.
10. Thalassodendron ciliatum
Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Sering dijumpai pada substrat berpasir. Sering mendominasi di zona subtidal dan berasosiasi dengan terumbu karang sampai kedalaman 30 m, di lereng terumbu karang.

Karakteristik Ekologi

1.      1. Suhu
Perubahan suhu mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup. Pada kisaran suhu 25 - 30°C fotosintesis bersih akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Respirasi lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, kisaran 5 -35°C. produktivitas lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, pada kisaran suhu 10 -35 °C
2. Salinitas
Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi antar jenis dan umur. Lamun yang tua dapat menoleransi fluktuasi salinitas yang besar, namun dengan waktu toleransi yang singkat. Kisaran optimum untuk pertumbuhan Thalassia dilaporkan dari salinitas 24-35 permill . Salinitas berpengaruh terhadap produktivitas, kerapatan, dan lebar daun.
    3. Kekeruhan
Kekeruhan mempengaruhi kehidupan lamun karena dapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan untuk berfotosintesis. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel tersuspensi. Pada perairan pantai yang keruh, maka cahaya merupakan faktor pembatas.
    4. Kedalaman
Kedalaman perairan dapat membatasi distribusi lamun secara vertikal. Lamun tumbuh di zona intertidal hingga mencapai kedalaman 30 m. kedalaman perairan juga berpengaruh terhadap kerapatan dan pertumbuhan lamun.
    5. Nutrien
Ketersediaan nutrien menjadi fektor pembatas pertumbuhan, kelimpahan dan morfologi lamun. Penyerapan nutrien dilakukan oleh daun dan akar. Penyerapan nutrien dominan dilakukan oleh akar lamun.
    6. Substrat
Lamun hidup di substrat lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang. Tipe substrat juga mempengaruhi standing crop lamun. Selain itu rasio biomassa di atas dan dibawah substrat sangat bervariasi antar jenis substrat.

Biota Padang Lamun

Padang lamun merupakan tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan, bertelur, dan membesarkan anaknya. Ikan baronang, misalnya, adalah salah satu jenis ikan yang hidup di padang lamun. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.), Echynodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linkia sp.), cacing Polikaeta, Duyung (Dugong dugon) , dan penyu.

Funsi Padang Lamun

a. Sebagai habitat biota Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga).
  1. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling menyilang.
  2. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini.
  3. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut.
Gangguan dan Ancaman Terhadap Lamun

1. Gangguan alam
Fenomena alam seperti tsunami, letusan gunung api, siklon, angin topan, gelombang pasang, interaksi populasi dan komunitas (pemangsa dan persaingan), pergerakan sedimen, kemungkinan hama dan penyakit.

2. Gangguan dari aktivitas manusia
§ Kerusakan fisik yang menyebabkan degradasi lingkungan, seperti penebangan mangrove, perusakan terumbu karang dan atau rusaknya habitat padang lamun;
§ Pencemaran laut, baik pencemaran asal darat, maupun dari kegiatan di laut;
§ Penggunaan alat tangkap ikan yang tak ramah lingkungan;
§ Tangkap lebih, yakni eksploitasi sumberdaya secara berlebihan hingga meliwati kemampuan daya pulihnya.

0 Response to "EKOSISTEM PADANG LAMUN"